Tonton video: SC ke Pusat: Menjelaskan pilihan Lokpal Tanpa LoP

Beberapa hari setelah Ketua Lok Sabha Sumitra Mahajan memutuskan bahwa Kongres tidak akan mendapatkan status oposisi, Ketua Hakim RM Lodha, Hakim Kurian Joseph dan Hakim Rohinton Fali Nariman menggarisbawahi pentingnya jabatan tersebut.

Pemimpin oposisi menyampaikan suara rakyat tidak seperti suara pemerintah, kata pengadilan, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang tidak adanya pemimpin oposisi yang diakui di majelis rendah parlemen.

Mahajan mengumumkan bahwa Kongres tidak akan diakui sebagai partai oposisi utama karena hanya memperoleh 44 kursi, kurang dari 10 persen dari 543 anggota yang dipilih.

Majelis hakim menyatakan akan mengkaji ketentuan dalam UU Lokpal yang mewajibkan kehadiran Pemimpin Oposisi dalam panitia seleksi, karena tidak ada Pemimpin Oposisi yang diakui di Lok Sabha.

Pengadilan mengatakan pemimpin oposisi merupakan komponen penting dalam berfungsinya parlemen.

Setelah putusan pengadilan tertinggi, partai Kongres menegaskan kembali tuntutannya untuk diakui sebagai partai oposisi utama di Lok Sabha.

“Mahkamah Agung telah mengambil langkah penting. Pemerintah harus mempertimbangkan kembali pendiriannya dan meminta ketua Lok Sabha untuk mempertimbangkannya lagi,” kata pemimpin partai Manish Tewari.

Namun, pemerintah menyatakan bahwa Kongres tidak memenuhi syarat untuk jabatan tersebut.

Menteri Dalam Negeri Rajnath Singh berkata, “Menurut konstitusi, sebuah partai harus mendapatkan 10 persen kursi (untuk pemimpin yang berstatus oposisi).

“Tapi sayangnya hal itu tidak terjadi. Jadi, mereka harus menerimanya,” ujarnya.

Juru bicara BJP Meenakshi Lekhi menambahkan, ini bukan pertama kalinya posisi Pemimpin Oposisi di Lok Sabha kosong.

“Ini yang ke 8 kalinya… Sebelumnya sudah tujuh kali terjadi,” ujarnya.A

Sementara itu, Mahkamah Agung menilai Pemimpin Oposisi tidak hanya penting dalam konteks pemilihan Lokpal, tapi juga dalam kaitannya dengan Komnas HAM dan Komisi Kewaspadaan Pusat.

Pengadilan meminta Jaksa Agung Mukul Rohatagi untuk mengklarifikasi dua hal: bagaimana pemerintah ingin membuat UU Lokpal bisa diterapkan dan kedua, bagaimana melanjutkan jika tidak ada pemimpin oposisi yang diakui.

Ketua Hakim Lodha mengatakan jika pemerintah gagal menyelesaikan masalah ini, pengadilan dapat memberikan interpretasi yang lebih luas terhadap istilah tersebut dengan memasukkan pemimpin partai terbesar ke dalam oposisi.

Pengadilan mengatakan hal ini saat mendengarkan PIL oleh LSM Common Cause, yang menentang prosedur komite pencarian Lokpal.

Sesuai ketentuan yang ada, siapa pun yang ingin terpilih menjadi ketua atau anggota Lokpal harus mengajukan lamaran ke bagian personalia dan pelatihan. Prosedur inilah yang mendapat kecaman dari sebagian masyarakat dan aktivis.

login sbobet