Ketua Menteri Jammu dan Kashmir Omar Abdullah pada hari Minggu mempertanyakan oposisi Partai Rakyat Demokratik (PDP) yang mengajukan petisi kepada Komisi Pemilihan Umum atas video Menteri Kesejahteraan Sosial Negara Bagian Sakina Itoo yang mengucapkan ikrar keagamaan untuk mendukung pencarian pekerja politik.

“Dia (Itoo) tidak meminta suara atau dengan cara apa pun berbicara tentang pemilu/kandidat yang bersaing. Jadi, bagaimana ini bisa dianggap sebagai masalah pemilu?” tulis Omar di situs mikroblog Twitter.

Ketua menteri mengatakan partai oposisi berada dalam keadaan panik dan berusaha menyesatkan komisi pemilu mengenai masalah ini.

“Saya tahu PDP berada dalam mode panik, namun menggunakan video-video lama dan mencoba menyesatkan Komisi Eropa tentang pelanggaran kode etik adalah hal yang sangat menyedihkan,” katanya.

Omar mengatakan dia telah berbicara dengan menteri dan dia menjelaskan bahwa insiden itu terjadi sebelum kode etik model berlaku pada tanggal 5 Maret.

“Saya ngobrol dengan Sakina, video ini diambil berbulan-bulan sebelum kode pemilu. Dia tidak mengancam siapa pun, dia tidak melecehkan siapa pun.

“Dia mencoba meyakinkan seorang pekerja lama milik ayahnya untuk kembali dan bekerja di partai karena ayahnya sempat mengalami masalah untuk sementara waktu,” kata Omar dalam serangkaian tweet tentang masalah tersebut.

Namun, Ketua Menteri mengatakan konferensi nasionalnya akan mengikuti arahan yang mungkin dikeluarkan Komisi Eropa mengenai masalah ini.

Baca juga

Video Menteri J&K yang menyerukan agama menjadi viral