Ketua Menteri Gujarat Narendra Modi hari ini menuduh pemerintah UPA yang dipimpin Kongres memainkan “politik bank suara” dalam hal ketahanan pangan.

“Alih-alih memberikan makanan kepada masyarakat miskin, pemerintah Kongres malah memainkan politik bank suara dengan menetapkan standar berbeda bagi negara bagian yang berbeda untuk menentukan penerima manfaat dari skema ketahanan pangan,” katanya dalam pidatonya di Kongres Koperasi Gujarat di sini.

“Untuk negara-negara yang diuntungkan, pemerintah telah menerapkan prosedur berbeda untuk mengoreksi daftar penerima manfaat skema ketahanan pangan, sedangkan untuk negara-negara di mana partai oposisi berkuasa, mereka memiliki standar yang berbeda,” klaimnya.

“Skema ketahanan pangan pemerintah UPA bukan untuk menyediakan pangan kepada masyarakat miskin tetapi bertujuan untuk merampas pangan masyarakat miskin. Bagaimana pemerintah pusat dapat menentukan jumlah penerima manfaat skema ketahanan pangan di negara-negara yang dikuasai oposisi,” tanyanya.

“Demi memberikan ketahanan pangan kepada masyarakat miskin, pemerintah UPA berusaha mengambil keuntungan politik,” ujarnya.

Namun, untuk membantah klaim Modi, Kongres Gujarat menyebutnya sebagai “kebohongan”.

“Pemerintah pusat meminta semua pemerintah negara bagian untuk menyerahkan survei populasi BPL (di bawah garis kemiskinan) dan APL (di atas garis kemiskinan), namun pemerintah Gujarat menyerahkannya setelah delapan bulan tertunda dan ribuan penerima manfaat sebenarnya tidak diikutsertakan,” Kongres Gujarat kata juru bicara Manish Doshi.

“Faktanya, pemerintah BJP Gujarat-lah yang mengambil makanan dari masyarakat miskin dan memberikannya kepada para industrialis,” klaimnya.

Doshi mengklaim bahwa 55 persen perempuan dan 45 persen anak-anak di Gujarat, yang mengalami kekurangan gizi, akan mendapat manfaat langsung dari skema ketahanan pangan.

sbobet wap