NEW DELHI: Keterlambatan dalam memberikan izin lingkungan hidup untuk proyek infrastruktur selama rezim UPA disebut oleh industri sebagai salah satu hambatan terbesar dalam pertumbuhan negara. Pemerintah NDA telah mencoba segala cara untuk menghilangkan gambaran ini ketika Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah memulai proses merevisi undang-undang hijau dan memulai sistem izin online untuk memastikan transparansi dan izin proyek yang terikat waktu.

Perizinan proyek dipercepat dengan kementerian memberikan lebih dari 240 proyek antara bulan Juni-November 2014, dan di antaranya, hampir 50 proyek berasal dari Gujarat. Beberapa proyek jalan perbatasan yang strategis, jalan raya nasional, pertahanan, pertambangan dan jalur kereta api batu bara diselesaikan dalam waktu dua bulan setelah Prakash Javadekar mengambil alih jabatan menteri lingkungan hidup.

Kementerian telah mendelegasikan lebih banyak wewenang kepada negara-negara bagian, dengan tujuan untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk izin proyek. Selain itu, prosedur pembukaan hutan telah disederhanakan untuk proyek pertahanan dan jalan perbatasan strategis yang berada dalam jarak udara 100 kilometer antara LAC (Line of Actual Control) dengan Tiongkok.

Kementerian tersebut membentuk sebuah komite di bawah mantan sekretaris kabinet TSR Subramanian, yang dalam laporannya merekomendasikan pemberlakuan undang-undang baru untuk menghukum dan mengadili orang yang mangkir, sambil menyarankan langkah-langkah untuk mencapai keseimbangan antara lingkungan dan pembangunan. Laporan tersebut kini sedang dipertimbangkan dan pemerintah diperkirakan akan mengambil sikap pada tahun 2015.

Pemerintah juga mengandalkan rekomendasi dari sebuah komite untuk membentuk regulator lingkungan hidup nasional untuk memberikan izin lingkungan hidup seperti yang diperintahkan oleh Mahkamah Agung.

Mengenai isu-isu kontroversial dalam memperkenalkan uji coba lapangan tanaman GM, pemerintah di bawah tekanan dari lembaga yang didukung RSS, Swadeshi Jagran Manch dan Bhartiya Kissan Sangh harus menunda uji lapangan terhadap 15 tanaman GM setelah disetujui oleh Komite Persetujuan Rekayasa Genetika. dari Kementerian Lingkungan Hidup. Sebuah pertemuan konsultasi direncanakan dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong uji coba lapangan tanaman rekayasa genetika.

Kontroversi juga muncul mengenai upaya untuk melunakkan Undang-Undang Hak Hutan untuk memastikan bahwa persetujuan masyarakat adat tidak lagi diperlukan ketika mengakuisisi lahan hutan untuk mendirikan proyek infrastruktur di wilayah yang didominasi suku.

Para pemerhati lingkungan hidup dan LSM-LSM mengkritik langkah kementerian yang menyederhanakan undang-undang ramah lingkungan dan mempercepat izin proyek dengan mengorbankan hutan asli dan kekayaan alam negara tersebut. Namun Javadekar menyangkal semua ini dan mengatakan bahwa tindakan yang diambil oleh pemerintah akan membawa transparansi dan mencapai keseimbangan antara lingkungan dan pembangunan.

Togel SDY