Sebuah forum konsumen telah menghentikan sebuah rumah sakit swasta dan memerintahkannya untuk membayar Rs satu lakh sebagai kompensasi kepada kerabat terdekat seorang pemuda karena menunda tes diagnostik yang menyebabkan memburuknya kondisi medisnya.

Forum Penyelesaian Sengketa Konsumen Distrik Timur mengamati bahwa meskipun Rumah Sakit Shanti Mukund mengklaim memiliki perlengkapan yang baik, namun tidak memiliki infrastruktur untuk menangani keadaan darurat bedah saraf atau neurologi.

Forum tersebut menyatakan rumah sakit bertanggung jawab atas malpraktik medis dalam keterlambatan diagnosis kondisi neurologis seorang mahasiswa ilmu komputer.

Dicatat bahwa tiga jam berharga hilang sebelum pasien diperiksa pertama kali dan dia dibawa ke pusat diagnostik hampir 20 jam setelah dirawat di rumah sakit.

“Dalam kasus ini, keterlambatan dalam menyediakan fasilitas tes diagnostik yang tepat adalah hal yang nyata. Rumah Sakit Shanti Mukund, yang mengklaim sebagai salah satu rumah sakit terlengkap di Delhi Timur, tidak memiliki infrastruktur untuk menangani keadaan darurat bedah saraf atau menangani keadaan darurat. bedah saraf, neurologi.

“Mereka (rumah sakit) tidak punya urusan menerima pasien seperti itu dan mempermainkan nyawanya. Jika mereka merujuknya ke rumah sakit lain tepat waktu, kondisinya mungkin tidak akan semakin memburuk dan dia akan pulih lebih awal..,” kata seorang hakim. diketuai oleh NA Zaidi.

“Kami meminta ketua, direktur, dan pengawas medis rumah sakit bertanggung jawab atas malpraktik medis,” kata hakim tersebut dan memerintahkan mereka untuk membayar Rs satu lakh kepada pasien.

Majelis hakim juga mencatat bahwa rumah sakit dan dokter yang merawat pasien “didorong oleh keserakahan budaya perusahaan” dan “bermain demi kesejahteraan pasien dengan tidak menyediakan fasilitas medis mendesak yang harus mereka sediakan”.

Forum ini juga mengandalkan laporan panel ahli yang dibentuk untuk mempelajari masalah ini.

Dalam laporannya, panel tersebut mengatakan bahwa “keterlambatan yang tidak perlu dari pihak dokter yang merawat menyebabkan memburuknya kondisi pasien.”

Ayah pasien, PK Aggarwal, dalam keluhannya menyatakan bahwa jika dokter mengambil tindakan tepat waktu untuk mendiagnosis masalah sebenarnya dan memulai pengobatan, kondisi putranya tidak akan memburuk.

Aggarwal membawa putranya ke rumah sakit setelah menderita kejang.

Ia lebih lanjut menyatakan bahwa penundaan tersebut terjadi karena pihak rumah sakit ingin melakukan tes MRI di pusat yang terletak 10 km jauhnya dan terhubung dengan pusat tersebut, bukan di pusat yang berada tepat di seberang fasilitas tersebut.

Pihak rumah sakit membantah tuduhan tersebut dan mengklaim telah memberikan perawatan terbaik kepada pasien.

Ia juga berdalih, keterlambatan melakukan tes kesehatan karena tidak adanya izin dari ayah pasien.

Namun pembelaan pihak rumah sakit ditolak karena kurangnya bukti.

akun demo slot