Tembakau adalah salah satu penyebab utama kanker di India, terutama kanker mulut dan paru-paru, dan pemerintah India perlu merumuskan strategi “aktif” untuk memerangi konsumsi tembakau, kata ahli onkologi dan penulis pemenang Penghargaan Pulitzer, Siddhartha Mukherjee.
“India harus memiliki strategi aktif (untuk memerangi kanker). Mereka (pemerintah) harus mengidentifikasi area masalahnya dan mengambil tindakan yang sesuai,” kata Mukherjee kepada IANS dalam sebuah wawancara.
Dokter India-Amerika, yang tinggal bersama keluarganya di New York, yang berada di New Delhi untuk menerima penghargaan bergengsi Padma Shri dari Presiden Pranab Mukherjee, menunjukkan bahwa sejauh menyangkut India, tembakau adalah penyebab utama karsinogen atau penyebab kanker. kanker. -zat penyebab.
“Tembakau memenuhi begitu banyak spektrum (perdebatan tentang kanker) di India sehingga sulit untuk melihat lebih jauh lagi,” kata Mukherjee, yang berspesialisasi dalam pengobatan leukemia atau kanker darah.
“Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa tembakau adalah salah satu penyebab utama kanker di India,” tambahnya. “Jika Anda melihat sekeliling, Anda akan menemukan kasus kanker mulut dan paru-paru yang terutama disebabkan oleh penggunaan tembakau.”
Penulis “The Emperor of All Maladies: A Biography of Cancer” yang memenangkan Penghargaan Pulitzer pada tahun 2010, mengikuti literatur terkait kanker dengan sangat dekat di India.
Ia juga dikenal karena karyanya tentang pembentukan darah dan interaksi antara lingkungan mikro (atau ceruk) dan sel kanker.
Mukherjee saat ini menjabat sebagai asisten profesor kedokteran di Universitas Columbia dan staf dokter di Columbia University Medical Center di New York.
Dia mengatakan mengenakan pajak pada produk tembakau adalah strategi global dan “agak” efektif. “Kemungkinannya sangat besar untuk menguntungkan produsen tembakau.”
Mengenai minat penelitiannya, ia berkata: “Saya juga memiliki kolaborator dekat di sini.”
“Kesadaran (tentang penyakit ini) sangat membantu,” katanya, seraya menambahkan bahwa kita perlu memahami sifat paparan karsinogen seperti tembakau dalam konteks sosial dan bukan dalam konteks individu.
Mengenai uji coba vaksin HPV (Human Papillomavirus) di beberapa negara bagian India yang dilaporkan menyebabkan kematian banyak remaja putri, Mukherjee mengatakan: “Vaksin HPV diketahui efektif melawan strain tertentu. Vaksin itu sendiri aman, pasti ada telah digunakan dan dipantau secara tidak tepat (selama uji coba)”.
HPV merupakan virus penyebab kanker serviks pada wanita.
Mukherjee juga meneliti sejarah penyakit ini selama berabad-abad. “Kanker itu seperti cerita detektif. Anda tidak bisa menyelesaikannya hanya dengan satu bukti, tapi sebuah pertemuan…Tidak ada satu argumen pun”.
(Sreeparna Chakrabarty dapat dihubungi di [email protected])