BENGALURU: Menyerukan perdamaian di pusat zona konflik, pemimpin spiritual dan pendiri The Art of Living, Sri Sri Ravi Shankar, pada hari Kamis menyampaikan pidato pada konferensi perdamaian di Erbil di Kurdistan, provinsi Irak yang dilanda kekerasan.

Untuk hidup berdampingan, kasih sayang dan komitmen terhadap perdamaian, Sri Sri berkata: “Konferensi perdamaian diadakan di tempat yang ada perdamaian. Saya ingin mengadakan konferensi ini di tengah konflik.”

Dia juga mengunjungi kamp-kamp bantuan di dekat Erbil untuk memberikan kenyamanan kepada ratusan pengungsi Kristen, Kurdi, Arab. Asosiasi Internasional untuk Nilai-Nilai Kemanusiaan, anak perusahaan dari The Art of Living bersama dengan beberapa LSM, bekerja di Irak dan memberikan bantuan dengan memberikan bantuan materi. Organisasi tersebut bersama LSM lainnya mengumpulkan lebih dari 110 ton pasokan makanan untuk dikirimkan kepada pengungsi Yazidi di pegunungan Sinjar.

Kunjungan tersebut, yang merupakan kunjungan ketiga Sri Sri ke Irak, menyaksikan beliau berunding dengan berbagai pemimpin, membawa mereka pada platform yang sama untuk membahas perdamaian. Dia juga berpidato di depan Parlemen Kurdi dan bertemu dengan Presiden Kurdistan Irak, Yusif Muhammad Sadiq dan pemimpin senior Yazidi serta penasihat pemerintah Erbil, Mirza Dinaayi. Abdul Hussein Abtan, Menteri Olahraga dan Pemuda, Irak terbang dari Bagdad untuk bertemu dengan pemimpin spiritual tersebut dan mengapresiasi kerja keras yang dilakukan oleh para sukarelawan organisasi tersebut.

Saat berpidato di konferensi perdamaian bertajuk “Melindungi Perempuan dan Membawa Stabilitas dan Perdamaian”, yang diselenggarakan oleh The International Association For Human Values ​​​​​​(IAHV), ia memberikan penghormatan kepada pejuang perempuan Kurdi Kobani, Jeyan Haldan. Sri Sri berkata: “Kekuatan gelap menciptakan konflik dan kekacauan di dunia. Di abad ke-21, orang-orang ingin menyeret kita kembali ke zaman kegelapan.” Lebih lanjut ia berharap konferensi ini dapat membawa kejelasan, komunikasi dan komitmen dari para peserta untuk mencapai perdamaian.

“Kurdistan adalah kekayaan budaya dan kita harus melestarikannya. Yazidi dan Shabad yang menghadapi penganiayaan harus dilestarikan. Hidup berdampingan adalah rancangan Tuhan bagi planet ini!” tambahnya.

“Kami ingin mengirimkan pesan yang jelas kepada mereka yang berpikir bahwa kekerasan adalah jalan, bahwa mereka salah,” katanya, menekankan perlunya mendidik generasi muda, yang belum bergabung dengan ideologi ekstrem, tentang kesia-siaan mendidik radikalisasi tersebut. . . Sebelumnya, Sri Sri berinteraksi dengan para penghuni kamp bantuan di pegunungan dan mendengarkan penderitaan mereka. “Kami tidak bisa berbicara bahasanya, tapi kami bisa berkomunikasi. Kami merasakan penderitaan mereka,” katanya.

HK Malam Ini