Direktur CBI Ranjit Sinha bertemu dengan utusan India di Italia sehubungan dengan penyelidikannya atas dugaan penyimpangan dalam kesepakatan helikopter AgustaWestland senilai Rs 3.600 crore.

Sinha, yang berada di Roma pekan lalu untuk menghadiri konferensi mengenai perdagangan manusia yang diselenggarakan oleh Kepolisian Metropolitan London, mengadakan pertemuan dengan Basant Kumar Gupta, duta besar India untuk Italia, dan membahas cara-cara untuk meningkatkan penyelidikan badan tersebut guna mempercepat kesepakatan, kata pejabat tersebut. kata sumber hari ini.

Direktur CBI telah mendesak pelaksanaan awal permintaan yudisial badan tersebut (Letters Rogatory) ke Italia untuk mencari informasi tertentu tentang terdakwa dan perusahaan yang disebutkan dalam FIR, kata mereka.

Keduanya membahas cara dan sarana untuk melakukan koordinasi yang lebih baik dengan pihak berwenang Italia untuk mendapatkan informasi penting yang diminta oleh badan tersebut dalam permintaan yudisialnya, kata sumber tersebut.

Mantan panglima Angkatan Udara India (IAF) SP Tyagi dan sekitar selusin orang lainnya disebutkan dalam FIR yang didaftarkan oleh CBI pada 13 Maret tahun lalu untuk menyelidiki kesepakatan tersebut.

Sepupu Tyagi–Sanjeev, alias Julie, Rajeev, alias Docsa, dan Sandeep, perantara Eropa Carlo Gerosa, Christian Michel dan Guido Haschke juga disebutkan sebagai terdakwa dalam FIR.

Para eksekutif puncak perusahaan Italia Finmeccanica dan anak perusahaannya yang berbasis di Inggris, AgustaWestland, diadili di Italia atas tuduhan korupsi dalam penyediaan 12 helikopter VVIP ke India.

CBI dalam LR-nya berusaha mencatat pernyataan Giuseppe Orsi dan Bruno Spagnolini, masing-masing mantan dan sekarang CEO AgustaWestland, yang diadili di Italia.

Orsi adalah pimpinan AgustaWestland ketika kesepakatan tersebut ditandatangani pada tahun 2010 dan sekarang menjabat sebagai CEO perusahaan induk Finmeccanica.

Pernyataan Orsi dan Spagnolini penting bagi CBI untuk menyelesaikan lembar tuntutannya, kata sumber lembaga tersebut.

Menurut CBI FIR, “Haschke Guido dan Gerosa Carlo (perantara) berhasil mengirim Euro 5,6 juta melalui IDS Infotech yang berbasis di Mohali dan Aeromatrix Info Solutions Private Ltd yang berbasis di Chandigarh ke India dan mengambil sisa jumlah sekitar Euro 24,30 juta diterima dari AgustaWestland dengan sendirinya di rekening IDS Tunisia.”

Enam perusahaan, termasuk Finmeccanica, Agusta-Westland, IDS Infotech yang berbasis di Mohali, Aeromatrix yang berbasis di Chandigarh, IDS Tunisia dan IDS Mauritius, juga dibukukan oleh CBI dalam FIR-nya.

Kedua perusahaan India tersebut membantah terlibat dalam skandal suap tersebut.

SDY Prize