PANAJI: Festival Film Negara Bagian Goa yang akan datang telah terperosok dalam kontroversi dengan partai-partai oposisi yang menyebut pemerintah yang dipimpin BJP sebagai ‘anti-minoritas’ karena mengadakannya pada ‘Pekan Suci’.
Festival yang menampilkan 27 film besutan produser Goan ini akan digelar pada 3 hingga 5 April. Ini akan diresmikan oleh Ketua Menteri Laxmikant Parsekar pada 2 April.
Festival ini diadakan setelah jeda enam tahun. Entertainment Society of Goa (ESG) yang dikelola negara menjadi tuan rumah acara tersebut.
“Festival Film Negara Bagian Goa dimulai pada Pekan Suci ini dan pada hari Jumat Agung. Bukankah itu menghina umat Kristiani? Pemerintah harus memperhatikan sentimen mereka,” cuit anggota parlemen independen Rohan Khaunte.
Sementara Partai Kongres menjuluki tindakan tersebut sebagai upaya yang disengaja untuk membuat marah kelompok minoritas.
“Hal ini dilakukan dengan sengaja oleh ketua ESG (Damodar Naik). Dia harus ingat bahwa minoritas juga merupakan bagian dari festival film,” kata juru bicara Kongres Goa Durgadas Kamat.
“BJP harus berhenti memainkan kartu anti-minoritas,” katanya.
Kongres di masa lalu memprotes tindakan pemerintah Narendra Modi yang mendeklarasikan Natal sebagai “Hari Pemerintahan yang Baik”, yang memaksa pegawai negeri untuk bekerja pada hari itu.
Namun CEO ESG Rajendra Satardekar menampik tudingan tersebut.
Ia mengatakan, pelantikan dijadwalkan pada 2 April yang bukan merupakan bagian dari Pekan Suci.
“Tanggalnya sudah ditentukan jauh-jauh hari. Ada penundaan dalam penyelenggaraan festival film karena kami menunggu persetujuan administratif,” tambahnya.
PANAJI: Festival Film Negara Bagian Goa yang akan datang telah terperosok dalam kontroversi dengan partai-partai oposisi yang menyebut pemerintah yang dipimpin BJP sebagai ‘anti-minoritas’ karena mengadakannya pada ‘Pekan Suci’. Festival yang menampilkan 27 film besutan produser Goa itu rencananya akan digelar pada 3-5 April. Ini akan diresmikan oleh Ketua Menteri Laxmikant Parsekar pada 2 April. Festival ini diadakan setelah jeda enam tahun. Entertainment Society of Goa (ESG) yang dikelola negara mempersembahkan acara tersebut.googletag.cmd.push(function() googletag.display(‘div-gpt-ad-8052921-2’); );”Festival Film Negara Bagian Goa dimulai dari Pekan Suci ini dan pada hari Jumat Agung. Bukankah itu menghina umat Kristiani? Pemerintah harus menyadari sentimen mereka,” tulis anggota parlemen independen Rohan Khaunte di Twitter. Sementara Partai Kongres menjuluki tindakan tersebut sebagai upaya yang disengaja untuk membuat marah kelompok minoritas. “Hal ini dilakukan dengan sengaja oleh ketua ESG (Damodar Naik). Dia harus ingat bahwa minoritas juga merupakan bagian dari festival film,” kata juru bicara Kongres Goa Durgadas Kamat. “BJP harus berhenti memainkan kartu anti-minoritas,” katanya. masa lalu memprotes tindakan pemerintah Narendra Modi yang mendeklarasikan Natal sebagai “Hari Pemerintahan yang Baik” yang memaksa pegawai negeri untuk bekerja pada hari itu. Namun, Rajendra Satardekar, Chief Executive Officer ESG menepis tudingan tersebut. Dia mengatakan, pelantikan dijadwalkan pada 2 April, yang bukan merupakan bagian dari Pekan Suci. “Tanggalnya sudah diputuskan jauh sebelumnya. Ada penundaan dalam penyelenggaraan festival film karena kami menunggu persetujuan administratif, ” dia ditambahkan.