India memberikan suara untuk resolusi yang disponsori AS terhadap Sri Lanka di Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHRC), yang diadopsi di sini pada hari Kamis tanggal 25-13.

“India memilih resolusi untuk mendorong rekonsiliasi dan akuntabilitas di SriLanka @UNHRC,” kata juru bicara urusan luar negeri India di Twitter.

Pakistan termasuk di antara 13 negara yang memberikan suara menentang resolusi tersebut.

Utusan India Dilip Sinha mengatakan dalam sebuah pernyataan yang tegas: “Kami prihatin dengan kurangnya kemajuan yang dilakukan Sri Lanka dalam memenuhi komitmennya pada Dewan ini pada tahun 2009. Lebih lanjut, kami menyerukan Sri Lanka untuk bergerak maju dalam menjalankan kewajiban publiknya, termasuk tentang pelimpahan otoritas politik melalui penerapan penuh Amandemen ke-13 dan pengembangannya.”

“Kami menyerukan penerapan yang efektif dan tepat waktu atas semua rekomendasi konstruktif yang terkandung dalam laporan LLRC (Komisi Pembelajaran dan Rekonsiliasi), termasuk rekomendasi yang berkaitan dengan orang hilang, tahanan, penghilangan dan penculikan, pengurangan ‘zona keamanan tinggi’, pengembalian orang-orang yang ditahan, dan pengurangan ‘zona keamanan tinggi’. tanah pribadi oleh militer dan penarikan pasukan keamanan dari wilayah sipil di Provinsi Utara,” katanya.

“Kami menegaskan kembali seruan kami untuk melakukan penyelidikan yang independen dan kredibel terhadap tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dan hilangnya nyawa warga sipil. Kami menyerukan Sri Lanka untuk mengambil langkah-langkah untuk memastikan akuntabilitas. Kami berharap langkah-langkah ini akan memuaskan komunitas internasional.”

“Sebagai tetangga terdekat Sri Lanka, India tetap terlibat secara signifikan dalam proses pemberian bantuan, pemukiman kembali, rehabilitasi dan rekonstruksi di negara tersebut. Upaya kami telah berkontribusi pada pemukiman kembali para pengungsi internal dan pembangunan kembali infrastruktur dan pembangunan, khususnya di wilayah Utara dan Timur. Provinsi Sri Lanka,” demikian pernyataan Sinha.

“Kami memperhatikan undangan yang telah disampaikan oleh Sri Lanka kepada Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB dan menyerukan agar Sri Lanka melakukan kunjungan tersebut sesegera mungkin. Kami berharap Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia dan Prosedur Khusus PBB melanjutkan keterlibatan mereka sesuai dengan mandatnya.”

Utusan tersebut mengatakan: “Sebagai negara tetangga yang memiliki hubungan ribuan tahun dengan Sri Lanka, kami tidak bisa tidak terpengaruh oleh perkembangan di negara itu dan akan terus terlibat dalam masalah ini.”

Sri Lanka telah berulang kali membantah membunuh warga sipil Tamil selama kampanye militernya melawan Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE) pada tahun 2009.

judi bola online