NEW DELHI: India telah meminta bantuan Bhutan dalam menangani kelompok militan garis keras Bodo yang telah membantai lebih dari 70 suku di tengah laporan bahwa kadernya mungkin bersembunyi di hutan di sepanjang perbatasan.

Menteri Luar Negeri Sushma Swaraj berbicara dengan Perdana Menteri Bhutan Tshering Tobgay mengenai masalah ini dan mendapat jaminan dukungan.

“Menteri luar negeri telah berbicara dengan pimpinan Bhutan di tingkat tertinggi dan mendapat jaminan dukungan,” kata juru bicara kementerian luar negeri Syed Akbaruddin.

Pemerintah menyebut pembantaian 73 warga suku di Assam oleh militan dari faksi garis keras Front Demokratik Nasional Bodoland (NDFB) di Assam awal pekan ini sebagai “aksi teror”.

Ditanya tentang kemungkinan militan Bodo berlindung di negara tetangga, Akbaruddin mengatakan pemerintah akan menghubungi negara tetangga jika ada laporan semacam itu.

Menteri Dalam Negeri Rajnath Singh pada hari Kamis mengatakan pemerintah pusat telah mengangkat masalah militan dari timur laut India yang bersembunyi di sana bersama Bhutan dan Bangladesh.

“Kami telah membicarakan masalah ini dengan negara-negara tetangga dan satu negara telah memastikan kerja sama, dan kami yakin negara lain juga akan bekerja sama,” ujarnya.

Akbaruddin mengatakan bahwa kontak sedang dilakukan dengan negara-negara lain yang dapat membantu mengatasi kelompok militan di wilayah timur laut dan pemerintah akan menyampaikan rinciannya nanti.

Ia juga tidak menjawab secara spesifik apakah Kementerian Luar Negeri sudah menyurati Kementerian Dalam Negeri terkait ekstradisi kasus senjata Purulia yang dituduhkan Kim Davy.

“Dia adalah teroris bagi kami dan kami ingin mengekstradisinya. Kami akan mengejar siapa saja yang telah merugikan keamanan India,” katanya.

Ditanya tentang kerja sama antara Rusia dan Pakistan di bidang energi, Akbaruddin mengatakan India dan Rusia memiliki hubungan yang strategis dan istimewa.

“India dan Rusia baru saja menyelesaikan pertemuan puncak yang sangat sukses dan kami yakin bahwa apa pun yang dilakukan Rusia tidak akan berdampak buruk pada masalah keamanan kami,” katanya.

Oleh karena itu, kami yakin mereka tidak akan melakukan apa pun yang berdampak buruk bagi kami, tambahnya.

Menanggapi pertanyaan lain, ia mengatakan sekitar 700 nelayan telah kembali dari Sri Lanka sejak awal tahun ini dan upaya sedang dilakukan untuk mengamankan pembebasan sisanya.

Ditanya tentang seorang guru sekolah India yang dipenjara di Maladewa, Akbaruddin mengatakan dia dideportasi ke India.

“Kami berhasil membuat Maladewa melepaskan orang yang dideportasi tersebut,” katanya, seraya menambahkan bahwa guru tersebut telah kembali bersama keluarganya.

Mengenai masalah marinir Italia, dia mengatakan masalah tersebut masih bisa berubah.

Baca juga:

Permasalahan di Assam membuat Bengal terus waspada

Data Sidney