Presiden Pranab Mukherjee pada hari Sabtu mendesak anggota parlemen untuk tidak menjadikan gangguan terhadap parlemen sebagai sebuah “tren” dan meminta mereka untuk meluangkan cukup waktu untuk membahas masalah keuangan.

Saat menyampaikan pidato peringatan NKP Salve yang pertama mengenai konstitusi dan pemerintahan, presiden memberikan “perhatian khusus terhadap seringnya gangguan terhadap fungsi badan legislatif dan parlemen”.

“Tren ini perlu diperbaiki,” katanya, menurut keterangan resmi yang dikeluarkan di sini.

Ia lebih lanjut mengimbau para anggota parlemen dan legislator untuk meluangkan cukup waktu untuk membahas masalah keuangan, anggaran, dan rencana lima tahun.

“Kalau cukup waktu yang diberikan, korupsi bisa diberantas sejak awal,” katanya.

Sesi anggaran parlemen dimulai 21 Februari.

Presiden kembali menegaskan perlunya perubahan tata kelola pemerintahan dan pola pikir masyarakat.

“India tidak dapat mencapai kemajuan nyata kecuali tata kelolanya membaik. Tidak ada satu pihak pun yang bertanggung jawab atas penyakit ini. Masyarakat secara keseluruhan perlu memulihkan pedoman moralnya,” katanya.

“Tujuan akhir dari setiap demokrasi adalah pemberdayaan individu, terlepas dari status ekonomi, agama atau sosialnya. Ini mungkin tampak seperti mimpi utopis bagi banyak orang, namun kekuatan suatu sistem terletak pada kemampuannya untuk bekerja tanpa henti demi kinerjanya. ,” dia menambahkan.

Mukherjee juga mengatakan sebuah sistem harus diciptakan sehingga masuk ke dalam politik tidak terbatas pada segelintir orang yang memiliki hak istimewa.

Memperhatikan bahwa tantangan tata kelola pemerintahan selalu besar, ia berkata: “Hal ini terlebih lagi terjadi di negara yang memiliki 17,5 persen populasi dunia, namun hanya memiliki 2,4 persen sumber daya lahan dan 4,2 persen sumber daya alam dunia. masyarakat yang multikultural, multibahasa, dan multiagama.”

“Tantangan ini diperparah oleh permasalahan pembangunan yang dihadapi oleh sekitar 355 juta orang yang hidup dalam kemiskinan,” tambahnya.

Presiden mengatakan ada “kepuasan tersendiri bahwa meskipun ada banyak tantangan, India masih mengakar kuat pada sekularisme.”

“…prinsip-prinsip dasar kesetaraan semua agama, hak atas kebebasan berpikir dan hati nurani serta hak untuk mengamalkan dan menganut agama serta untuk mendirikan lembaga-lembaga pilihan telah dipatuhi dengan teguh di negara ini,” kata presiden.

“Telah terjadi penyimpangan dan setiap konflik komunal, apapun skalanya, menusuk hati nurani bangsa kita,” katanya.

Masalahnya, katanya, kini diperburuk oleh terorisme yang berlandaskan agama.

Berbicara mengenai sistem peradilan, Presiden mengatakan bahwa lembaga ini sangat independen dan selalu bertindak sebagai pengawas terhadap penyimpangan konstitusi.

“Dalam beberapa waktu terakhir, lembaga peradilan dipandang memiliki peran yang semakin besar. Beberapa di antaranya merupakan hasil yang tak terelakkan dari penafsiran inovatif atas hak-hak, sipil dan politik, yang diabadikan dalam Konstitusi,” ujarnya.

“Tidak dapat dipungkiri, pengadilan terkadang dianggap telah menyimpang ke bidang-bidang yang sebaiknya diserahkan kepada pemerintah eksekutif atau kepada pembuat kebijakan di badan legislatif.

“Pemisahan kekuasaan merupakan ciri konstitusional yang tidak pernah diragukan lagi, dan harus dihormati setiap saat,” kata presiden.

sbobet mobile