Ingin memfasilitasi fasilitas perjalanan bagi warga negara Tiongkok, Kementerian Pariwisata telah mengusulkan ketentuan Visa-on-arrival bagi mereka karena mereka melihat potensi besar untuk pertukaran di sektor ini.
Tiongkok adalah salah satu dari 30 negara yang Kementerian Pariwisatanya menginginkan fasilitas Visa on Arrival, sebuah proposal jika disetujui akan menambah jumlah negara yang akan memiliki fasilitas tersebut menjadi 41.
“Kami telah mengusulkan fasilitas Visa on Arrival (VoA) untuk 30 negara termasuk Jerman, Perancis, Korea, Rusia dan China,” kata Menteri Pariwisata K Chiranjeevi kepada PTI dalam sebuah wawancara.
Mengacu pada Tiongkok, dia mengatakan ada “potensi yang sangat bagus” dalam hal pariwisata.
Usulan itu harus disetujui oleh Kementerian Dalam Negeri, katanya.
Dengan fasilitas VoA, traveler bisa langsung menuju negara yang dituju dan mendapatkan visa di bandaranya sendiri.
Ketika ditanya apakah fasilitas VoA akan bersifat timbal balik, aktor yang kini menjadi menteri ini menjawab, “Kami juga menginginkan adanya timbal balik, namun itulah langkah berikutnya. Pertama, kami ingin menyambut mereka.”
Saat ini India telah memperluas fasilitas VoA ke 11 negara antara lain Singapura, Jepang, Selandia Baru, Vietnam dan Filipina.
Chiranjeevi mengatakan pelonggaran rezim visa akan membantu meningkatkan kedatangan wisatawan asing. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa India memiliki setidaknya satu persen pangsa kedatangan wisatawan internasional, katanya. Pangsa India terhadap kunjungan wisatawan dunia saat ini berkisar 0,64 persen.
Pariwisata menghasilkan pendapatan devisa sebesar Rs 94,487 crore pada tahun fiskal lalu karena sektor ini mengalami pertumbuhan 4,3 persen tahun lalu dengan 65,77,745 orang asing mengunjungi India dibandingkan 63,09,222 wisatawan pada tahun sebelumnya.
Chiranjeevi mengatakan Wakil Presiden Kongres Rahul Gandhi juga ingin menerima lebih banyak wisatawan di negaranya.
“Rahul Gandhi sangat ingin mendatangkan lebih banyak wisatawan ke negaranya. Saya sangat senang atas dukungannya,” katanya.
Chiranjeevi, yang menjabat sebagai menteri pada November tahun lalu, mengatakan kurangnya konektivitas udara yang memadai menghambat pertumbuhan pariwisata.
“Lebih banyak koneksi udara dengan berbagai negara adalah kebutuhan saat ini,” katanya, seraya menambahkan bahwa ia sedang mengupayakannya bersama Kementerian Penerbangan Sipil.
Menteri yang telah melakukan kunjungan ke berbagai negara untuk menjajaki kemungkinan peningkatan pariwisata ini mengatakan, pihaknya mendapat masukan bahwa konektivitas udara yang lebih baik dan fasilitas visa yang lebih mudah akan membantu meningkatkan kedatangan wisatawan asing.
Dia mengatakan India memiliki banyak hal yang bisa ditawarkan kepada wisatawan asing, termasuk warisan budaya.
“Ada banyak negara di mana orang ingin datang ke India setidaknya sekali seumur hidup untuk melihat tempat-tempat Budha di sini,” kata Chiranjeevi.
Sebagai bagian dari pelonggaran fasilitas bagi pemudik, Chiranjeevi juga mengusulkan untuk mempersingkat formulir imigrasi agar lebih sederhana.
“Kartu imigrasi kami panjang sekali. Penutur non-Inggris dan orang tua merasa kesulitan… Jadi kami mencatatnya…
Ukuran kental baru akan segera beroperasi,” ujarnya.
Formulir imigrasi versi baru (sedang dipertimbangkan) akan diringkas dan dipersingkat, mencari informasi dasar seperti nama dan rincian paspor dokumen perjalanan, katanya.
Chiranjeevi menyatakan bahwa pertumbuhan pariwisata sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi dan mencatat bahwa sektor ini berkontribusi 6,8 persen terhadap PDB pada tahun anggaran terakhir.