Dalam kejadian dramatis di ruang sidang Mumbai yang mendengarkan kasus pemerkosaan berkelompok yang kedua, korban meminta izin dari pengadilan untuk menampar terdakwa.

Meski hakim menolak permintaan tersebut, hal itu mencerminkan tingkat kemarahan yang menumpuk dalam dirinya setelah kejadian tersebut. Remaja berusia 18 tahun itu mengajukan permintaan ini saat memberikan kesaksian di depan pengadilan pada hari Rabu.

Menurut Jaksa Penuntut Umum Ujjwal Nikam, saat perempuan tersebut memberikan kesaksiannya di depan pengadilan, ia mulai menceritakan rangkaian peristiwa penyiksaan dan trauma yang dialaminya di tangan terdakwa. Saat itulah dia bertanya kepada Hakim Ketua Shalini Phansalkar-Joshi apakah dia boleh menampar terdakwa.

“Dia sangat marah atas cara terdakwa memperkosa dan menyiksanya secara brutal. Saya saat kesaksiannya dia bertanya kepada hakim apakah dia boleh menampar keempat terdakwa yang hadir di persidangan,” kata Nikam. Ia mengatakan, wajar saja jika korban marah karena kelima tersangka pemerkosa banyak melakukan tindakan bejat terhadap dirinya.

Ngomong-ngomong, remaja berusia 18 tahun itu bukan satu-satunya korban yang kehilangan ketenangan selama persidangan pemerkosaan. Jurnalis foto berusia 22 tahun yang diperkosa beramai-ramai di Kompleks Shakti Milll pada 22 Agustus jatuh sakit dan pingsan saat memberikan bukti di pengadilan bulan ini. Dia mengalami pelecehan seksual oleh lima pria, tiga di antaranya juga terlibat dalam pemerkosaan beramai-ramai terhadap pegawai call center berusia 18 tahun ini pada tanggal 31 Juli.

Namun, korban yang trauma meninggalkan Mumbai bersama pacarnya tempat mereka menikah dan tidak melaporkan masalah tersebut ke polisi. Setelah kejadian jurnalis foto itu diketahui publik, wanita ini menelepon keluarganya dan memberi tahu mereka tentang pernikahannya. Saat keluarga mengajukan kasus orang hilang, dia dipanggil ke kantor polisi untuk memberikan pernyataannya.

Saat menyampaikan pernyataannya, dia putus asa dan mengatakan kepada polisi bahwa dia juga menjadi korban pemerkosaan beramai-ramai di Pabrik Shakti. Terdapat kesamaan dalam kedua kasus tersebut, karena dalam kedua kasus tersebut selain terdakwanya sama, gadis-gadis tersebut ditemani oleh laki-laki yang dipukuli dan diikat. Dalam kedua kasus tersebut, ada dua anak di bawah umur yang berbeda yang terlibat. Kedua kasus tersebut kini disidangkan secara dipercepat dan ditangani di pengadilan yang sama. Terdakwa kelima masih di bawah umur dan kasusnya sedang disidangkan di Pengadilan Anak.

Pengeluaran SGP hari Ini