NEW DELHI: Dalam sinyal besar pertama India ke Pakistan setelah serangan teror Gurdaspur, Kementerian Luar Negeri (MEA) pada hari Selasa menolak mengizinkan diplomat Pakistan melakukan perjalanan ke Chandigarh sebagai bagian dari delegasi yang didampingi oleh Komisaris Tinggi Abdul Basit.
Ini adalah tindakan pertama yang diambil oleh perusahaan India setelah pencairan menyusul pertemuan perdana menteri India dan Pakistan di kota Ufa, Rusia pada 10 Juli.
Hal ini tentunya merupakan konsekuensi dari serangan teror pada hari Senin di Dina Nagar di distrik Gurdaspur, yang merupakan insiden pertama di Punjab dalam lebih dari satu dekade. Badan-badan keamanan telah mengidentifikasi tiga teroris yang terbunuh sebagai tersangka warga negara Pakistan yang telah melintasi perbatasan dari seberang perbatasan dan sedang dalam perjalanan ke Kashmir.
Sumber diplomatik menyebutkan MEA menyampaikan keputusannya sekitar pukul 15.00 pada hari Selasa. South Block mengatakan kepada Komisaris Tinggi Pakistan bahwa meskipun utusan tersebut dapat melakukan perjalanan ke Chandigarh, mereka tidak dapat menyetujui permohonan diplomat Pakistan lainnya yang mendampinginya. Komisi tinggi Pakistan memberi tahu MEA tentang usulan kunjungan tersebut sekitar 20 hari yang lalu.
Diplomat India dan Pakistan harus mendapatkan izin dari pemerintah tuan rumah ketika keluar dari wilayah Islamabad dan Delhi. Ketika ditanya tentang alasan penolakan tersebut, sumber tersebut menyatakan bahwa India “mengambil keputusan tersebut berdasarkan prinsip timbal balik yang ketat”. Diplomat Pakistan yang menolak izin adalah penasihat politik, penasihat perdagangan, dan atase pers.
Pada hari Senin, CM Punjab dan Haryana menolak bertemu Basit, yang dijadwalkan mengunjungi Chandigarh dari Rabu hingga Sabtu. Sebuah pernyataan dikeluarkan oleh kantor CM Punjab pada Senin malam yang mengatakan bahwa Parkash Singh Badal “membatalkan pertemuan tersebut mengingat insiden di Dina Nagar”. Hal ini menyebabkan Komisaris Tinggi Pakistan membatalkan perjalanannya – sehingga pesan MEA, yang baru disampaikan belakangan, bahkan lebih merupakan tanda ketidaksetujuannya.
Menurut seorang pejabat Komisi Tinggi Pakistan, Basit seharusnya menyampaikan pidato di Pusat Penelitian Pembangunan Pedesaan dan Industri, menyampaikan pidato kepada mahasiswa di Universitas Punjab, bertemu dengan kamar dagang setempat, serta mengadakan interaksi dengan media.
“Tujuan kunjungan ini adalah untuk membangun jembatan dan meningkatkan saling pengertian,” kata pejabat Komisi Tinggi Pakistan.
Setelah pertemuan di Ufa, terjadi peningkatan penembakan di perbatasan, yang menyebabkan Penasihat Keamanan Nasional Ajit Doval sendiri berbicara dua kali kepada utusan Pakistan. India menyampaikan bahwa setiap provokasi lagi di perbatasan akan ditanggapi dengan “respon yang efektif dan kuat”.