WASHINGTON: Ketika Presiden Barack Obama berjanji untuk bekerja sama dengan pemerintah baru India yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi “untuk tahun-tahun mendatang”, media AS fokus pada “ambisi regionalnya”.

Membangun hubungan dengan orang yang telah dijauhi AS selama lebih dari satu dekade, Obama mengucapkan selamat kepada Modi dan mengatakan bahwa AS berharap dapat bekerja sama secara erat dengan pemerintahan baru untuk terus memperkuat dan memperluas kemitraan strategis dengan India di tahun-tahun mendatang.

Namun New York Times menyatakan bahwa dengan mengundang rekan-rekannya dari tujuh anggota Asosiasi Kerjasama Regional Asia Selatan lainnya untuk mengambil sumpahnya, Modi “menunjukkan ambisi regionalnya”.

Kehadiran Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif pada upacara tersebut mengisyaratkan “bahwa kedua negara dapat menghidupkan kembali proses perdamaian yang hampir mati”, katanya dalam sebuah laporan berita tentang “tanda-tanda diplomasi” pada pengambilan sumpah “putra ‘ seorang penjual teh provinsi” .

Atas tindakannya yang tak terduga mengundang para pemimpin regional dengan risiko membuat marah beberapa politisi India, sebuah “pesan jelas muncul bahwa para pemimpin negara tidak lagi diizinkan untuk mengendalikan kebijakan luar negeri India”, kata surat kabar harian berpengaruh itu.

“Meningkatkan perekonomian India lebih cepat akan menjadi prioritas utama bagi Modi, yang didorong oleh para pemilih yang menginginkan pekerjaan yang lebih baik, standar hidup yang lebih tinggi, dan pemerintahan yang lebih efisien,” tulis Wall Street Journal.

Selama kampanyenya, Modi, “putra seorang penjual teh”, memanfaatkan “keinginan untuk melakukan pembangunan ini dengan memanfaatkan pengalamannya dalam manajemen ekonomi sebagai menteri utama Gujarat, dan melunakkan citra publik sebelumnya sebagai seorang nasionalis Hindu garis keras”. dikatakan.

Dipuji karena pendekatannya yang pro-bisnis sebagai ketua menteri Gujarat, Modi “juga meningkatkan harapan bahwa pemerintahannya akan berhasil membalikkan perekonomian India yang melambat, menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan membatasi kenaikan harga serta korupsi yang mengakar”., tulis CNN.

Los Angeles Times mengatakan Modi “menawarkan pemerintahan baru yang lebih konservatif kepada negara yang haus akan perubahan ekonomi”.

Ditemukan juga bahwa upacara pengambilan sumpah penting karena kehadiran Perdana Menteri Pakistan Nawaz “Sharif yang diduga mengabaikan peringatan dari badan intelijennya sendiri untuk hadir”.

Jurnal Kebijakan Luar Negeri menyarankan agar India memperluas dan memperkuat hubungan nuklir sipil dengan AS “untuk menghasilkan sumber energi alternatif dalam skenario geo-politik bersama di Asia, serta memperkuat hubungan pertahanan AS-India dan memperkuat hubungan militer. untuk interoperabilitas yang lebih besar dalam perang melawan terorisme.

“Menghidupkan kembali sinergi teknologi dan inovasi antara perusahaan swasta AS dan India harus menjadi prioritas,” katanya.

(Arun Kumar dapat dihubungi di [email protected])

agen sbobet