NEW DELHI: Untuk hari kedua berturut-turut pada hari Jumat, para birokrat terkemuka bertemu di bawah naungan Komite Manajemen Krisis Nasional (NCMC) untuk membahas apakah sudah waktunya untuk mengevakuasi 10,000 warga India dari Irak, tempat konflik kekerasan antara jihadis Sunni dan Perdana Menteri sedang berkecamuk. pemerintahan Syiah Menteri Nouri al-Maliki.
Pertemuan NCMC diselenggarakan oleh Sekretaris Kabinet Ajit Seth dan dihadiri oleh tiga panglima angkatan bersenjata, kepala Biro Intelijen dan RAW, serta perwakilan kementerian Pertahanan, Dalam Negeri, dan Luar Negeri.
Menurut sumber, pertemuan NCMC membahas situasi terkini di desa-desa Irak utara. Pertemuan tersebut juga mempertimbangkan berbagai opsi untuk memulangkan warga India, termasuk mereka yang tinggal di wilayah Irak selatan yang lebih aman.
Saat ini, 39 pekerja India, sebagian besar dari Punjab, ditahan oleh militan ISIS di Mosul, dan 46 perawat India, sebagian besar dari Kerala, terjebak di sebuah rumah sakit di Tikrit. India telah mengevakuasi lebih dari 20 warganya yang ingin kembali dari zona konflik.
Sumber mengatakan beberapa dari mereka yang menghadiri pertemuan tersebut mengungkapkan kekhawatiran bahwa pemerintahan al-Maliki di Bagdad akan segera jatuh. Salah satu opsi yang dipertimbangkan untuk menghadapi kemungkinan tersebut adalah dengan mengalihkan penerbangan internasional ke bandara Irak untuk memulangkan warga India.
India juga memiliki pesawat militer seperti Boeing C-17 dan C-130J milik Lockheed Martin yang dapat mengoperasikan penerbangan evakuasi ke dan dari Irak. Pilihan lainnya adalah dengan mengirimkan kapal perang ke pelabuhan Basra.
Kedutaan Besar India di Bagdad telah mendirikan kantor kamp di kota-kota seperti Basra, Najaf dan Karbala untuk berhubungan dengan warga India di sana dan memberi mereka bantuan apa pun yang mungkin mereka perlukan.
Duta Besar India Ajay Kumar dan pendahulunya, Suresh Reddy, bekerja lembur di Bagdad untuk melihat apakah mereka dapat membebaskan 39 tahanan India lebih awal. Semua opsi dan jalur sedang dijajaki sehubungan dengan hal ini, kata sumber tersebut, seraya menambahkan bahwa para pekerja aman dan tidak terluka.
Dan itu perawat di Tikrit berhubungan dengan keluarga mereka melalui telepon. Bahkan jika pemerintahan sipil baru mulai berkuasa di Bagdad, India mungkin menghadapi situasi di mana sebagian warganya mungkin masih ingin kembali ke negaranya.
India mengevakuasi warganya dari Lebanon pada tahun 2006 dan dari Libya pada tahun 2011 dan memiliki sarana yang diperlukan untuk melaksanakan operasi tersebut, kenangnya.