Pejabat India dan Pakistan kemungkinan akan bertemu di sini bulan depan untuk meninjau Prosedur Operasi Standar (SOP) perdagangan di sepanjang Garis Kontrol setelah perselisihan mengenai penangkapan seorang sopir truk yang berasal dari Kashmir (PoK) yang diduduki Pakistan karena diduga menyelundupkan ‘gula merah’ senilai Rs.100 crore.

Hubungan dagang kedua negara mencapai titik terendah baru setelah insiden di pos Kaman di Uri Kashmir Utara pada 17 Januari dan para pedagang tidak diizinkan menyeberang selama lebih dari tiga minggu.

Namun, masalah tersebut terselesaikan dan perdagangan dimulai pada tanggal 20 Februari di Poonch-Rawalakaote divisi Jammu, tetapi perdagangan tidak dapat dilanjutkan di jalan Uri-Muzaffarabad di divisi Kashmir karena otoritas PoK menolak mengizinkan pembukaan gerbang.

Di tengah indikasi bahwa Pakistan bersedia melanjutkan perdagangan lintas-LoC secara penuh, pertemuan sehari penuh diadakan di sini kemarin untuk menyelesaikan agenda pertemuan yang mungkin akan diadakan bulan depan, kata sumber resmi.

Dalam pertemuan tersebut, yang dihadiri oleh pejabat dari Kementerian Luar Negeri, Dalam Negeri dan Keuangan, bank, badan keamanan, tentara dan pemerintah negara bagian, diputuskan untuk mencari cara untuk meningkatkan volume perdagangan, selain mengubah daftar barang yang disertakan. di untuk meninjau perdagangan lintas LoC. dalam pertemuan dengan para pejabat Pakistan.

Sumber tersebut mengatakan kedua belah pihak akan meninjau perkembangan terkini kasus penyitaan gula merah dan menyusun formula untuk menangani insiden serupa di masa depan.

Pihak India juga kemungkinan akan mendorong penyaluran perdagangan lintas LoC melalui saluran perbankan daripada sistem barter yang saat ini dipraktikkan, kata sumber tersebut.

Pihak India telah melakukan upaya bersama untuk meyakinkan pihak Pakistan mengenai masalah ini mengingat peningkatan besar dalam volume perdagangan, kata mereka.

Barang senilai Rs 345 crore diekspor dari pihak Chakan Da Bagh, sedangkan barang senilai Rs 600 crore diimpor dari tahun 2008 hingga Januari tahun ini.

Barang senilai Rs 1.033 crore diekspor dari Srinagar ke Muzaffarabad, di mana angka impor mencapai Rs 1.680 crore selama periode ini.

Berdasarkan perjanjian yang berlaku saat ini, perdagangan kedua belah pihak hanya dilakukan melalui pertukaran barang tanpa adanya pertukaran uang.

Kedua belah pihak juga akan membahas masalah pemasangan pemindai kargo di pos pemeriksaan sehingga kesulitan dalam memeriksa truk dan muatan dapat diminimalkan. Pemindai akan memeriksa apakah kendaraan tersebut mengangkut senjata, bahan peledak, dan obat-obatan.

India akan menuntut izin bagi orang-orang dari kedua belah pihak untuk tujuan wisata religi selain membuka jalan Gilgit-Skardu dan Jammu-Sialkote untuk meningkatkan kontak antar masyarakat dan meningkatkan perdagangan.

Result SGP