NEW DELHI: Proposal amandemen India terhadap Protokol Montreal untuk membatasi emisi gas rumah kaca akan membantu mengurangi tingkat hidrofluorokarbon, salah satu gas pencemar utama, menjadi 64 persen pada tahun 2050, menurut sebuah wadah pemikir penelitian kebijakan hari ini.
India baru-baru ini mengajukan proposal amandemennya pada Protokol Montreal, sebuah perjanjian internasional yang dirancang untuk melindungi lapisan ozon, untuk mengekang konsumsi dan emisi hidrofluorokarbon.
“India telah mengusulkan agar penghapusan HFC secara bertahap dapat dinegosiasikan berdasarkan Protokol Montreal. Jika usulan amandemen India diterima, analisis kami menemukan bahwa 4,2 gigaton setara CO2 (Gt CO2eq) akan dihindari antara tahun 2010 dan 2050, atau 64 persen dari total HFC yang akan diemisikan antara tahun 2010 dan 2050.
“Pada paruh kedua abad ini, emisi HFC yang dapat dihindari akan berjumlah hampir 41 GtCO2eq. Angka ini serupa dengan total emisi CO2 global pada tahun 2014,” kata Arunabha Ghosh, CEO Dewan Energi, Lingkungan Hidup dan Air (CEEW). .
CEEW dan Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam (NRDC), hari ini mengadakan pertemuan meja bundar di New Delhi untuk membahas proposal amandemen ini dan peta jalan masa depan.
Sebuah laporan mengenai emisi hidrokarbon jangka panjang India juga dirilis pada pertemuan meja bundar tersebut.
Mengingat bahwa HFC juga mempunyai dampak besar terhadap pemanasan global, Ghosh mengatakan analisis tersebut menemukan bahwa jika hal ini tidak dihentikan, emisi HFC di berbagai sektor di India akan mencapai 500 juta ton setara CO2 pada tahun 2050.
Jumlah ini berarti pelepasan kumulatif setara 6,55 gigaton CO2 selama 35 tahun ke depan, katanya.
Protokol Montreal adalah perjanjian internasional yang dirancang untuk melindungi lapisan ozon dengan menghentikan secara bertahap produksi berbagai zat yang menyebabkan penipisan ozon.
HFC diperkenalkan sebagai pengganti bahan perusak ozon, namun kemudian terbukti bahwa gas ramah ozon tersebut mempunyai efek pemanasan yang kuat.
Sementara itu, Susheel Kumar, Sekretaris Tambahan, Kementerian Lingkungan Hidup, mengatakan bahwa dengan proposal amandemen tersebut, India berharap dapat mengubah “aturan main” dalam negosiasi iklim internasional.
“Usulan ini merupakan upaya kami untuk menyeimbangkan kebutuhan akan penghapusan HFC dan kebutuhan untuk pengembangan industri dan masyarakat. Proposal ini juga memberikan sinyal kebijakan yang jelas kepada industri bahwa HFC akan dihapuskan secara bertahap.
“Kami ingin proposal akhir India dibangun dengan konsensus dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk industri dan lembaga think tank. Proposal tersebut harus menjadi proposal India dan bukan hanya proposal pemerintah. Penelitian dan perdebatan lebih lanjut mengenai isu-isu HKI, keuangan dan keterampilan dari sektor jasa juga diperlukan,” kata Kumar.