Wakil Presiden Mohammed Hamid Ansari pada hari Rabu mendesak komunitas Muslim untuk menerima pendidikan modern untuk mengimbangi perubahan zaman dan mengatasi keterbelakangan sosial dan ekonomi.
“Pendidikan adalah tantangan sosio-ekonomi yang paling penting bagi komunitas Muslim. Kekurangannya adalah hambatan terbesar bagi kemajuan, kemakmuran dan pemberdayaannya (komunitas Muslim),” kata Ansari saat membuka konferensi pendidikan Muslim selama dua hari yang diselenggarakan oleh Maulana Azad. Vichar Manch (MAVM) di sini.
Ia mengatakan bahwa “meskipun Islam sangat mementingkan pendidikan dan pembelajaran, banyak komunitas Muslim di India yang telah lama mengabaikan kebutuhan untuk memperoleh pendidikan dan juga pengetahuan”.
“Periode modern sejarah Islam dimulai dengan dekadensi dari dalam dan intrusi serta ancaman dari luar. Pencarian ilmu telah digantikan oleh apologetika,” kata Ansari mengutip seorang ulama.
“Kurangnya pendidikan telah menyebabkan tingginya pengangguran, merajalelanya setengah pengangguran dan terbatasnya pekerjaan tradisional dengan upah rendah, dan kurangnya perwakilan dalam sektor bisnis modern yang terorganisir,” kata Ansari.
Meskipun keterbelakangan pendidikan di kalangan umat Islam telah diketahui sebelumnya, laporan Rangnath Mishra dan Sachar Committee mengungkap kenyataan di lapangan dengan data resmi.
Laporan tersebut menyatakan bahwa tingkat melek huruf di kalangan umat Islam adalah 59,1 persen dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 64,8 persen pada tahun 2001, dengan kesenjangan yang lebih besar di wilayah perkotaan.
Di bidang pendidikan tinggi, meskipun tujuh persen dari total penduduk adalah lulusan atau pemegang diploma, jumlah umat Islam mencapai empat persen.
Meskipun pendaftaran anak laki-laki dan perempuan Muslim di pendidikan dasar telah menunjukkan peningkatan yang signifikan, Ansari mengatakan diperlukan lebih banyak upaya di tingkat menengah dan tinggi.
“Di daerah pedesaan, sekolah untuk anak perempuan hingga tingkat menengah atas harus diwajibkan untuk memastikan bahwa anak perempuan melanjutkan pendidikan mereka dengan kebutuhan untuk memberikan pelatihan kejuruan yang mengarah pada potensi pekerjaan yang lebih baik,” kata Ansari.
Dia menyerukan introspeksi dan tindakan perbaikan dari komunitas Muslim.
“India tidak bisa menjadi negara modern dan maju tanpa minoritas terbesarnya menjadi bagian dari kisah pertumbuhan dan terintegrasi sepenuhnya ke dalam arus utama nasional di segala bidang,” kata Ansari.
Sebagai gambaran, ia mencontohkan Malaysia, Indonesia, Iran, dan Turki yang merasakan manfaat dari tingkat melek huruf yang tinggi.
Dihadiri oleh lebih dari 1.500 delegasi dari seluruh negeri, konklaf dua hari ini akan membahas berbagai isu yang dihadapi komunitas Muslim, strategi pendidikan, pendidikan bagi remaja putri Muslim, pemanfaatan dana Wakf untuk pendidikan dan topik lainnya.